Proposal PTK

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK

KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 KALASAN

PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

MENGENAI FUNGSI MENU DAN ICON PADA PROGRAM PENGOLAH KATA




DISUSUN:

NAMA : SITI ARBARONI .

BIDANG STUDI : TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

NO ABSEN : 31

NO PESERTA : 11-0402-224-1-1264

PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU

TAHUN 2011

A. JUDUL

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 KALASAN PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI MENGENAI FUNGSI MENU DAN ICON PADA PROGRAM PENGOLAH KATA.

B. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam bidang pendidikan sudah sangat meningkat pesat. Buktinya kurikulum pendidikan Indonesia sudah menyertakan materi pelajaran TIK sejak dini dan menjadikannya mata pelajaran wajib di sekolah Indonesia. Beberapa institusi pendidikan telah membuat laboratorium komputer sebagai suatu upaya untuk memberikan pengetahuan komputer kepada peserta didik dalam belajar dan ini telah terbukti mampu mendatangkan sejumlah nilai dan manfaat bagi perkembangan pengetahuan peserta didik tentang TIK.

Namun, hal tersebut sangat berbeda dengan yang terlihat di SMP Muhammadiyah 1 Kalasan. Sekolah ini merupakan sekolah swasta yang kecil, dengan sarana dan prasarana yang sangat minim, termasuk sarana atau fasilitas untuk belajar TIK yaitu komputer. Jumlah komputer yang tidak proporsional bila dibandingkan dengan jumlah peserta didik tentu menjadi hambatan dalam pelaksanaan kegiatan belajar TIK.

Selain itu, karakteristik peserta didik SMP Muhammadiyah 1 Kalasan yang “luar biasa” juga sangat menjadi perhatian tersendiri bagi para guru. Peserta didik yang sebagian besar adalah broken home, tergolong kurang mampu, juga memiliki tingkat memampuan berfikir yang kurang, serta beranggapan bahwa sekolah merupakan tempat untuk mencari hiburan, mencari teman, melepaskan segala kepenatan selama di rumah, bukan lagi sebagai tempat mencari ilmu.

Dengan melihat sarana dan prasarana serta karakteristik peserta didik tersebut di atas, maka peneliti mencoba menerapkan model pembelajaran Make a Match yang merupakan model pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan mengenangkan (PAKEM) yang mampu membuat peserta didik merasa enjoy dan terkesan tidak kaku dalam melakukan kegiatan belajar mengajar, dan diharapkan peserta didik akan merasa senang ketika harus belajar khususnya pada mata pelajaran TIK.

Adapun judul dari Penilitian Tindakan Kelas (PTK) yang peneliti lakukan adalah “Penerapan Model Pembelajaran Make A Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Kalasan pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi Mengenai Fungsi Menu dan Icon pada Program Pengolah Kata.”

2. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah yang melatarbelakangi dilakukannya penelitian tindakankelas ini adalah:

a. Minimnya sarana dan prasarana (komputer) untuk kegiatan belajar mengajar mata pelajaran TIK.

b. Rendahnya tingkat kemampuan berfikir peserta didik.

c. Karakteristik peserta didik yang lebih senang bermain ketika kegiatan belajar mengajar atau tidak fokus pada pelajaran.

3. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini peneliti membatasi permasalahan pada peningkatan hasil belajar peserta didik kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Kalasan pada mata pelajaran TIK mengenai fungsi menu dan icon pada program pengolah kata, yaitu Microsoft Word 2003.

C. PERUMUSAN DAN PECEHAN MASALAH

Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah efektifitas pembelajaran dengan model Make a Match dapat mengaktifkan dan meningkatkan hasil belajar peserta didik?

2. Bagaimanakah aktifitas belajar dan minat peserta didik kelas VIII dengan model pembelajaran Make a Match ?

3. Apakah model pembelajaran Make a Match dapat meningkatkan hasil belajar dalam belajar TIK khususnya mengenai fungsi menu dan icon pada program pengolah kata?

Pemecahan masalah:

Dengan adanya permasalahan tentang peserta didik yang kurang minat belajar maka peneliti mengharapkan peningkatan hasil belajar TIK mengenai fungsi menu dan icon pada program pengolah kata dengan model Make a Match di kelas VIII di SMP Muhammadiyah 1 Kalasan.

D. TUJUAN

Tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah:

1. Untuk mengetahui efektifitas pembelajaran dengan model Make a Match dalam mengaktifkan dan meningkatkan hasil belajar peserta didik.

2. Untuk mengetahui aktifitas belajar dan minat peserta didik kelas VIII dengan model pembelajaran Make a Match.

3. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dalam belajar TIK khususnya mengenai fungsi menu dan icon pada program pengolah kata dengan model pembelajaran Make a Match.

E. MANFAAT

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi guru

Dengan melakukan penelitian tindakan kelas ini guru dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

2. Bagi peserta didik

Mendapatkan suasana pembelajaran yang tidak membosankan, sehingga hasil belajar peserta didik dapat meningkat.

F. KAJIAN PUSTAKA

1. Model Pembelajaran Make a Match

Model pembelajaran make a match atau mencari pasangan dikembangkan oleh Lorna Curran (1994). Salah satu keunggulan tehnik ini adalah peserta didik mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Langkah-langkah penerapan metode make a match sebagai berikut:

a. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban.

b. Setiap peserta didik mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal/jawaban.

c. Tiap peserta didik memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang.

d. Setiap peserta didik mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya. Misalnya: pemegang kartu yang bertuliskan fungsi inon Save akan berpasangan dengan pemegang kartu bergambar icon Save.

e. Setiap peserta didik yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin.

f. Jika peserta didik tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu temannya (tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban) akan mendapatkan hukuman, yang telah disepakati bersama.

g. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap peserta didik mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.

h. Peserta didik juga bisa bergabung dengan 2 atau 3 peserta didik lainnya yang memegang kartu yang cocok.

i. Guru bersama-sama dengan peserta didik membuat kesimpulan terhadap materi pelajaran. (http://tarmizi.wordpress.com/2008/12/03/pembelajaran-kooperatif-make-a-match/ diakses tanggal 27 September 2011).

2. Belajar dan Hasil Belajar

a. Definisi Belajar

Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang diperoleh melalui pengalaman individu yang bersangkutan. (Mohammad Asrori, 2009: 6).

Menurut Winkel, Belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengelolaan pemahaman. Menurut Ernest R. Hilgard dalam (Sumardi Suryabrata, 1984:252) belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya. Sedangkan Pengertian Belajar menurut Gagne dalam bukunya The Conditions of Learning 1977, belajar merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku, yang keadaaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan yang serupa itu. Moh. Surya (1981:32), definisi belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan.(http://belajarpsikologi.com/pengertian-belajar-menurut-ahli/ diakses tanggal 27 September 2011).

Dari beberapa pengertian belajar di atas maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang dilakukan oleh seseorang sehingga menimbulkan perubahan tingkah laku yang berbeda antara sesudah belajar dan sebelum belajar.

b. Definisi Hasil Belajar

Hasil Belajar Peserta didik - Belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak bisa dipisahkan. Beajar merujuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subyek dalam belajar. Sedangkan mengajar merujuk pada apa yang seharusnya dilakukan seseorang guru sebagai pengajar.

Dua konsep belajar mengajar yang dilakukan oleh peserta didik dan guru terpadu dalam satu kegiatan. Diantara keduannya itu terjadi interaksi dengan guru. Kemampuan yang dimiliki peserta didik dari proses belajar mengajar saja harus bisa mendapatkan hasil bisa juga melalui kreatifitas seseorang itu tanpa adanya intervensi orang lain sebagai pengajar.

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2004 : 22). Sedangkan menurut Horwart Kingsley dalam bukunya Sudjana membagi tiga macam hasil belajar mengajar : (1). Keterampilan dan kebiasaan, (2). Pengetahuan dan pengarahan, (3). Sikap dan cita-cita (Sudjana, 2004 : 22). (http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/03/pengertian-definisi-hasil-belajar.html diakses tanggal 27 September 2011).

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang diperoleh peserta didik setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari.

3. Definisi Peserta Didik

Peserta didik adalah komponen masukan dalam sistem pendidikan, yang selanjutnya diproses dalam proses pendidikan, sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Sebagai suatu komponen pendidikan,peserta didik dapat ditinjau dari berbagai pendekatan, antara lain: pendekatan social, pendekatan psikologis, dan pendekatan edukatif/paedagogis. (http://satulagi.com/education/pengertian-peserta-didik diakses tanggal 27 September 2011).

Pengertian peserta didik menurut Langeveld (1955) peserta didik atau anak didik adalah insan yang mempunyai potensi. (http://data.tp.ac.id/dokumen/pengertian+peserta+didik diakses tanggal 27 September 2011).

Peserta didik dalam arti luas adalah setiap orang yang terkait dengan proses pendidikan sepanjang hayat, sedangkan dalam arti sempit adalah setiap peserta didik yang belajar di sekolah (Sinolungan, 1997). Departemen Pendidikan Nasional (2003) menegaskan bahwa, peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui jalur, jenjang, dan jenis pendidikan. (http://karim71.blogspot.com/2009/12/pengertian-peserta-didik.html diakses tanggal 27 September 2011).

Sinolungan (1997) juga mengemukakan, manusia termasuk peserta didik adalah mahluk totalitas ”homo trieka”. Ini berarti manusia termasuk peserta didik merupakan (a) mahluk religius yang menerima dan mengakui kekuasaan Tuhan atas dirinya dan alam lingkungan sekitarnya, (b) mahluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam berinteraksi dan saling mempengaruhi agar berkembang sebagai manusia; serta (c) mahluk individual yang memiliki keunikan (ciri khas, kelebihan, kekurangan, sifat dan kepribadian, dll.), yang membedakan dari individu lain. (http://ipotes.wordpress.com/2009/06/06/konsep-dasar-perkembangan-belajar-peserta-didik/ diakses tanggal 27 September 2011).

Jadi dalam mempelajari dan memperlakuakan peserta didik, termasuk peserta didik hendaknya dilakukan secara utuh, tidak terpisah-pisah. Kita harus melihat mereka sebagai suatu kesatuan yang unik, yang terkait satu dengan yang lainnya.

4. Hakekat Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi

a. Definisi Teknologi Informasi dan Komunikasi

Dalam Naskah Akademik Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran TIK (2007) menyebutkan bahwa Teknologi Informasi (TI) seperti yang didefinisikan dalam Information Technology Association of America (ITAA) adalah studi, perancangan, lapangan, dukungan atau manajemen sistem informasi berbasis computer, khususnya perangkat lunak aplikasi dan perangkat keras komputer. Istilah “teknologi Informasi“ ditemukan sekitar tahun 1970. Hingga abad ke 20, kerjasama antara militer dan industri mengembangkan teknologi elektronik, komputer dan inforamsi. Militer telah melakukan dan membiayai penelitian untuk inovasi di bidang mekanisasi dan komputasi.

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) merupakan perluasan dari TI dengan menggabungkan konsep Teknologi Komunikasi dalam Teknologi Informasi. Hal ini disebabkan oleh begitu kuatnya keterikatan antara Teknologi Informasi dengan

Teknologi Komunikasi. Teknologi Informasi dan Komunikasi mempunyai pengertian dari dua aspek, yaitu Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi. Teknologi Informasi, mempunyai pengertian luas yang meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi.

Teknologi Komunikasi mempunyai pengertian segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Karena itu, Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah suatu padanan yang tidak terpisahkan yang mengandung pengertian luas tentang segala aspek yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan transfer/pemindahan informasi antar media menggunakan teknologi tertentu. Salahsatu peralatan TIK yang sangat diperlukan dalam berbagai bidang antara lain komputer.

b. Hakekat Teknologi Informasi dan Komunikasi

Hakekatnya, kurikulum Teknologi Informasi dan Komunikasi menyiapkan peserta didik agar dapat terlibat pada perubahan yang pesat dalam dunia kerja maupun kegiatan lainnya yang mengalami penambahan dan perubahan dalam variasi penggunaan teknologi. Peserta didik menggunakan perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk mencari, mengeksplorasi, menganalisis, dan saling tukar informasi secara kreatif namun bertanggungjawab. Peserta didik belajar bagaimana menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi agar dengan cepat mendapatkan ide dan pengalaman dari berbagai kalangan masyarakat, komunitas, dan budaya. Penambahan kemampuan karena penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi akan mengembangkan sikap inisiatif dan kemampuan belajar mandiri, sehingga peserta didik dapat memutuskan dan mempertimbangkan sendiri kapan dan di mana penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi secara tepat dan optimal, termasuk apa implikasinya saat ini dan di masa yang akan datang. (Departemen Pendidikan Nasional Badan Penelitian Dan Pengembangan Pusat Kurikulum: 2007),

5. Fungsi menu dan icon pada Program pengolah kata

a. Menu pada Program Pengolah Kata

Menu merupakan kumpulan perintah-perintah yang digunakan untuk membuat suatu dokumen dalam program pengolah kata Microsoft Word 2003, yang terdiri dari File, Edit, View, Insert, Format, Table, Tools, Windows dan Help. (Iswandari Wahyu Pratomo Siwi dan Dwi Widiyanti: 2010)









Gambar 1.Tampilan Menu Bar

1) Menu File

Menu file berfungsi untuk mengatur file dokumen seperti menyimpan, membuka, mengatur kertas dokumen, dsb.

2) Menu Edit

Menu Edit berfungsi untuk melakukan pengeditan dokumen.

3) Menu View

Menu View berfungsi untuk mengatur bagaimana tampilan dokumen.

4) Menu Insert

Menu Insert berfungsi untuk menambahkan sesuatu ke dalam dokumen.

5) Menu Format

Menu Format berfungsi untuk mengatur format sebuah dokumen. Seperti mengatur format huruf, paragraf dll

6) Menu Tools

Menu Tools mempunyai fungsi untuk mengatur program kerja

7) Menu Table

Menu Table berfungsi untuk membuat tabel dan mengatur tabel tersebut

8) Menu Windows

Menu Windows berfungsi untuk mengatur lembar kerja

9) Menu Help

Menu help berfungsi untuk memberi bantuan kepada kita yang belum tahu Microsoft Word

b. Icon-icon pada Program pengolah Kata

1) Icon pada Toolbar Standar

Toolbar Standar terdiri dari gambar atau icon yang berfungsi untuk membuka dokumen, menyimpan dokumen, dan sebagainya.




Gambar 2.Tampilan Toolbar Standar




ICON

FUNGSI

New: Membuat dokumen baru.

Open: Membuka atau menemukan file.

Save: Menyimpan file yang aktif dengan nama file, lokasi dan format file.

Print: Mencetak file/dokumen yang aktf ke kertas.

Print preview: Mencetak dokumen ke tampilan layar.

Spelling and Grammar: Mengecek ejaan, tata bahasa dalam bahasa Inggris.

Cut: Memotong atau menghapus pilihan dari dokumen dan menempatkannya pada clipboard.

Copy: menyalin item yang dipilih ke clipboard.

Paste: Menempatkan isi clipboard pada titik sisip.

Format pelukis/format painter: Mengkopi format dari objek yang dipilih atau yeks dan berlaku untuk teks atau objek lainnya.

Undo: Membatalkan perintah terakhir.

Redo: Melakukan kembali perintah yang dibatalkan.

Tables and Borders: Menampilkan Tabel dan Borders

Insert Table: Menyisipkan tabel ke dalam dokumen, atau membuat tabel dari teks yang dipilih.

Insert Microsoft Excel Worksheet: Menyisipkan Excel spreadsheet ke dalam dokumen Word.

Colomn: Mengatur dokumen manjadi bentuk kolom.

Drawing: Menampilkan atau menyembunyikan toolbar yang digambar.

Zoom: Memperbesar atau memperkecil tampilan dokumenyang aktif.

Tabel 1. Tampilan Toolbar Standar

2) Icon pada Toolbar Formating

Toolbar formating terdiri dari gambar atau icon yang berfungsi untuk mengatur format dokumen.




Gambar 3. Tampilan Toolbar Formating

ICON

FUNGSI

Style: Menampilkan dokumen secara standar.

Font: Perubahan font teks yang dipilih.

Font Size: Perubahan ukuran teks dan memilih nomor.

Bold: Membuat teks dan nomor tebal.

Italic: Membuat pilihan nomor dan teks miring.

Underline: Menggarisbawahi teks yang dipilih dan nomor.

Align Left: Paragraf dengan posisi rata kiri.

Center: Paragraf dengan posisi rata tengah.

Align Right: Paragraf dengan posisi rata kanan.

Justify: Paragraf dengan posisi rata kiri dan kanan

Line Spacing: Untuk mengatur jarak spasi.

Numbering: Memberikan atau membatalkan pemberian penomoran.

Bullets: Menampilkan atau menghilangkan paragraf butir.

Decrease Indent: Menurunkan indent/tab ke penghentian tab sebelumnya.

Increase Indent: Menambah indent/tab ke penghentian tab berikutnya.

Border: Menambah/menghapus sebah sebuah perbatasan sekitar teks atau objek terpilih.

Highlight: Tanda teks sehingga disorot dan berdiri keluar.

Font Color: Format teks yang dipilih dengan warna yang kamu klik.

Tabel 2. Tampilan Toolbar Formating

3) Icon pada Toolbar Drawing

Toolbar Drawing yangberfungsi untuk membuat ganbar sesuai dengan keinginan user mengikuti simbol-simbol yang ada pada layar monitor. (Anggota IKAPI: 2010)




Gambar 4. Tampilan Toolbar Drawing

ICON

FUNGSI

Drawing: Mengatur objek hasil pembuatan

Select Onject: Memilih objek

AutoShapes: Menampilkan menu AutoShapes

Lines: Membuat garis

Arrow: Membuat garis berujung panah

Rectangle: Membuat bingkai berbentuk kotak

Oval: Membuat bingkai berbentuk lingkaran atau oval

Text Box: Menempatkan kotak texs pada dokumen.

Word Art: Membuat teks artistik.

Fill Color: Mengatur warna garis atau bingkai.

Line Color: Mengatur warna garis atau bingkai.

Font Color: Mengatur warna huruf

Line Style: Mengatur ketebalan garis.

Dash Style: Mengatur model tampilan garis.

Arrow Style: Mengatur bentuk dan arah tanda panah.

Shadow Style: Memberikan efek bayangan pada objek.

3-D Style: Memberikan 3 demensi pada objek yang dipilih.

Tabel 3. Tampilan Toolbar Drawing

G. METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas di dalamnya, atau dengan kata lain merupakan jenis penelitian tindakan di kelas dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Kalasan pada Mata Pelajaran TIK mengenai fungsi menu dan icon program pengolah kata.

2. Setting penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan september sampai Nopember. Subyek penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Kalasan yang berjumlah 30 peserta didik dan guru yang mengampu mata pelajaran tersebut.

3. Rancangan Penelitian

a. Siklus I

Permasalahan dalam pengajaran TIK menuntut guru untuk kreatif dalam penggunaan dan pemilihan media apa yang tepat agar peserta didik memahami dengan mudah materi yang dipelajari. Dalam hal ini guru menyampaikan materi dengan ceramah. Peserta didik mengamati dan dilanjutkan tanya jawab, akhir pelajaran peserta didik mengerjakan lembar kerja yang dipergunakan sebagai dasar untuk refleksi. Refleksi siklus I merupakan bahan perbaikan siklus berikutnya.

b. Siklus II

Hasil refleksi siklus II dalam penelitian ini menggunakan model pembelajaran Make a Match. Model Pembelajaran Make a Match adalah model pembelajarandengan mencari pasangan dari kartu masing-masing, dimana satu kartu berupa pertanyaan dalm hal ini berupa gambar dari icon-icon yang terdapat pada program pengolah kata dan kartu yang lain berupa jawaban yang berupa fungsi dari icon-icon tersebut. Masing-masing peserta didik diberi satu kartu yang telah diacak sebelumnya, jadi bisa saja mendapat kartu yang berupa pertanyaan atau jawaban. Dalam waktu tertentu peserta didik diminta untuk mencari pasangan atau teman yang memegang kartu yang sesuai dengan kartu yang dimilikinya. Setelah satu babak, kartu dapat diacak lagi agar peserta didik mendapat kartu yang berbeda dengan kartu sebelumnya. Dilanjutkan mengerjakan lembar tugas. Dari proses pembelajaran ini diharapkan hasil belajar peserta didik tinggi.

4. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang dipakai adalah observasi, metode wawancara, dokumentasi, angket dan tes.

5. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah berupa lembar observasi dalam proses pembelajaran, angket peserta didik pada akhir siklus, hasil wawancara yang dilaksanakan dengan peserta didik pada akhir siklus dan tes hasil belajar

H. JADWAL PENELITIAN

NO

Kegiatan

September

Oktober

November

1

2

3

4

1

2

3

4

1

2

3

4

1

Menyusun proposal

Ö












2

Pengurusan ijin dan surat lainnya


Ö











3

Koordinasi dengan guru dan sekolah



Ö










4

Pembuatan soal tes/lembar observasi/instrumen skala sikap




Ö









5

Pelaksanaan kegiatan penelitian





Ö

Ö

Ö






6

Evaluasi dan refleksi








Ö

Ö




I. DAFTAR PUSTAKA

Anggota IKAPI. (2010). Tuntas Tuntunan Belajar Peserta didik Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk SMP/MTs Kelas VIII. Solo: CV. Ar-Rahman

Departemen Pendidikan Nasional Badan Penelitian Dan Pengembangan Pusat Kurikulum 2007. (2007). Naskah Akademik Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran TIK.

http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/03/pengertian-definisi-hasil-belajar.html diakses tanggal 27 September 2011.

http://belajarpsikologi.com/pengertian-belajar-menurut-ahli/ diakses tanggal 27 September 2011.

http://data.tp.ac.id/dokumen/pengertian+peserta+didik diakses tanggal 27 September 2011.

http://ipotes.wordpress.com/2009/06/06/konsep-dasar-perkembangan-belajar-peserta-didik/ diakses tanggal 27 September 2011.

http://karim71.blogspot.com/2009/12/pengertian-peserta-didik.html diakses tanggal 27 September 2011.

http://satulagi.com/education/pengertian-peserta-didik diakses tanggal 27 September 2011.

http://tarmizi.wordpress.com/2008/12/03/pembelajaran-kooperatif-make-a-match/ diakses tanggal 27 September 2011.

Iswandari Wahyu Pratomo Siwi dan Dwi Widiyanti. (2010). Teknologi Infromasi dan Komunikasi untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan Kementrian Pendidikan Nasional.

Mohammad Asrori. (2009). Psikologi Pembelajaran. Bandung: CV. Wahana Prima.

Suharsimi Arikunto. (1996). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, ed. Revisi ke-3, cet. Ke-10. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Tim Pudi Dikdasmen Lemlit UNT. (2011). Bahan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Sertifikasi Guru Rayon 111 Universitas Negeri Yogyakarta, Buku B 3. 1 Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Yogyakarta: Kementrian Pendidikan Nasional Universitas Negeri Yogyakarta.




Sampel Kartu Make a Match




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perbedaan antara Dual Core sama Core 2 Duo

kau jaga selalu hatimu